Produk-produk teknologi pertanian yang dihasilkan oleh industri kecil di Sumatera Barat diupayakan bisa masuk e katalog sehingga dapat dipesan sesuai sistem pengadaan barang dan jasa yang berlaku saat ini.
"Industri mesin pertanian ini dulu dibina oleh pemerintah dengan memberikan pelatihan. Setelah bisa memproduksi dan maju ternyata terhambat lagi oleh sistem pengadaan barang dan jasa. Ini yang sedang kita upayakan agar dicarikan solusinya," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat meninjau Workshop Citra Dragon, Industri Alat dan Mesin Pertanian Tepat Guna
di Kec VII Koto , Sungai Sariak Padang Pariaman, Jumat.
Gubernur mengatakan dulu saat menjadi Wali kota Padang sudah pernah merintis upaya memasukkan produk industri di daerah ke dalam e-katalog. Sekarang akan dilanjutkan lagi di provinsi agar industri-industri yang ada di Sumbar bisa kembali maju.
"Di bidang industri pertanian, Citra dragon di Padang Pariaman dan satu lagi di Payakumbuh akan diupayakan bisa masuk ke dalam e-katalog, minimal e-katalog provinsi," katanya.
Kalau produk-produk itu telah masuk e-katalog maka pemerintah Pemprov Sumbar dan pemerintah Kabupaten/Kota bisa memesan peralatan melalui sistem pengadaan barang dan jasa sehingga tidak ada aturan yang dilanggar.
Dengan demikian kita bisa memesan mesin-mesin yang memang dibutuhkan di sektor pertanian dan disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada. Sebelum mesin dibuat, tim produksi bisa melihat langsung ke lapangan sehingga bisa menyesuaikan peralatan yang dibuat dengan kebutuhan ril di lapangan.
Mahyeldi menyebut Sumbar memang sedang berkonsentrasi untuk membangun sektor pertanian karena itu dibutuhkan teknologi dan mesin-mesin pertanian yang bisa mendukung upaya tersebut karena tidak mungkin pertanian yang maju hanya mengandalkan sistem konvensional.
Hal ini sejalan dengan industri mesin pertanian yang ternyata sudah ada di Sumbar, namun dalam keadaan hampir mati karena tidak bisa menyuplai kebutuhan pemerintah daerah sebab belum masuk ke dalam e-katalog.
Direktur Industri Citra Dragon Edi Putra bercerita pada awal tahun 90-an industri mesin pertanian di Sumbar cukup banyak bahkan mencapai angka 40 industri.
Semua bisa tumbuh karena bimbingan dan pelatihan yang diberikan oleh pemerintah yang tidak hanya menghadirkan ahli mesin dalam negeri tetapi juga dari luar negeri seperti Jerman untuk memberikan pelatihan kepada pemilik industri.
Tidak heran jika kemudian industri-industri yang dibina tersebut tumbuh dan berkembang dengan pesat sehingga menjadi tempat usaha yang bisa membuka peluang kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
Sistem pengadaan barang dan jasa yang harus melalui sistem tender dan e-katalog, membuat produk-produk industri tersebut mulai terpinggirkan dan tidak bisa dipesan oleh pemerintah.
Industri mesin pertanian yang semula telah maju akhirnya berangsur surut dan tumbang satu-persatu karena satu-satunya yang bisa dijadikan sangkutan adalah pihak swasta atau masyarakat perorangan yang membeli peralatan pertanian sementara pemerintah yang diharapkan bisa membeli lebih banyak tidak bisa melakukannya karena terkendala sistem.
"Kami berharap mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mencarikan solusi dari kendala ini, katanya.
Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur mendukung penuh mesin industri pertanian di daerahnya dimasukkan ke dalam e-katalog karena daerah bisa memesan alat pertanian yang sesuai dengan karakter lahan.
"Mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya karena fokus pembangunan Padang Pariaman salah satunya adalah pertanian," ujarnya.
Ikut hadir dalam kegiatan itu Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman ,Kadis Dispora Sumbar, Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Padang Pariaman, Forkopimca VII Koto Sungai Sariak, Camat VII koto Sungai Sariak, dan Wali Nagari Lareh Nan panjang.(***)
0 komentar:
Posting Komentar