Lima Puluh Kota, SUMATRALINE – Dalam rangka meningkatkan angka vaksinasi Covid-19, Dinkes Lima Puluh Kota melakukan berbagai cara salah satunya dengan menggaet lintas sektor seperti TNI, POLRI, OJK, BABINSA, dan BABINKAMTIBMAS untuk melakukan vaksinasi.
Saat ini cakupan vaksinasi di Kabupaten Lima Puluh Kota per tanggal 22 September 2021 sebesar 16,70% untuk vaksin ke-1 dan 7,78% untuk vaksin ke-2. Dengan masih rendahnya cakupan tersebut maka diperlukan kerjasama antar sektor.
TNI, POLRI, OJK, BABINSA, dan BABINKAMTIBMAS berperan untuk mencari sasaran vaksinasi. TNI dan Polri mencari sasaran untuk vaksinasi ke sekolah dan masyarakat, kemudian Dinkes datang ke lokasi untuk pelaksanaan vaksinasinya.
Pelaksanaan vaksinasi saat ini difokuskan ke mahasiswa dan anak sekolah yang digelar dalam bentuk vaksinasi massal. Pada akhir Agustus lalu sudah dimulai vaksin massal pertama yang digelar di kampus Politenik Pertanian Payakumbuh, Insan Cendekia Boarding School (ICBS), SMA 1 Lareh Sago Halaban, SMA 1 Limbanang, dan SMK PP Negeri Padang Mengatas.
“Lalu direncanakan pada Jumat, tanggal 24 September 2021 vaksinasi massal kembali digelar di SMA 1 Harau dengan target 1000 orang. Vaksinasi massal juga akan dimaksimalkan nantinya dengan rancangan Pergub tentang sekolah tatap muka antara murid dan guru yang diharuskan untuk vaksin sebelumnya”, tutur Fachrurrozi selaku JFT Epidemiologi Kesehatan Dinkes Lima Puluh Kota
Selain langkah tersebut, dari Dinkes sendiri sudah lebih dulu melakukan strategi percepatan vaksinasi ini. Diantaranya melalui Tim Satgas yang sudah melakukan sosialisasi ke 79 nagari dari bulan Juli sampai Agustus dan mengerahkan tim puskesmas untuk sosialisasi ke sekolah-sekolah serta didukung dengan edaran Dinkes untuk capaian sasaran vaksinasi masing-masing puskesmas sebanyak 198 orang. Di samping itu, di Kabupaten Lima Puluh Kota juga tidak membatasi vaksinasi berdasarkan wilayah domisili. Setiap orang yang datang untuk divaksin akan dilayani.
Langkah selanjutnya mengusulkan pelatihan vaksinator kembali untuk memperbanyak SDM yang bisa menyuntikkan vaksin, karena syarat minimal tenaga vaksinasi adalah sudah lulus mengikuti pelatihan vaksinator yang dibuktikan dengan sertifikat.
“Saat ini sudah ada 175 nakes yang telah mengikuti pelatihan vaksinator. Target ada 2 atau 3 tim puskesmas untuk vaksinasi sehingga jika ada 1 atau 2 tim yang ke lapangan, masih ada 1 tim yang standby di puskesmas”, jelas Fachrurrozi.
0 komentar:
Posting Komentar