Payakumbuh, SUMATRALINE --- Akibat pandemi Covid-19 proses belajar mengajar daring diberlakukan sejak setahun yang lalu. Ikhtiar insan pendidikan untuk merealisasikan sekolah tatap muka tampak dari tingginya antusias mereka dalam mengikuti vaksinasi di halaman kantor 4 OPD di Kawasan Padang Kaduduak, Kelurahan Tigo Koto Diate, Rabu (13/10).
Ada siswa sekolah SD dan SMP berusia 12 tahun keatas, guru, orang tua siswa, serta masyarakat yang mengikuti vaksinasi ini. Dari data di dinas pendidikan, tercatat sudah ada 400 peserta yang mendaftar.
Kepala Dinas Pendidikan DR. Dasril kepada media mengatakan semula targetnya hanya 150 orang, kemudian peminat naik sampai 400 orang setelah di data. Lalu dirinya berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk menyiapkan vaksinator guna menjawab tingginya animo peserta vaksinasi.
"Vaksinator juga ditambah, disiapkan 4 tim, masing-masing tim terdiri dari 8 orang, yang jelas kita menjawab semangat ini dengan baik," kata Dasril didampingi Sekretaris Joni dan Kabid Dikdas Fiqih Rahmat.
Dijelaskannya, dengan jumlah peserta vaksinasi yang ditingkatkan, ini semua upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan segera sekolah tatap muka. Mutu pendidikan sangat sulit diperbaiki dan dicapai hanya dengan belajar daring karena dengan belajar daring hanya proses pembelajaran yang dapat berlansung sedangkan proses pendidikan sangat sulit terlaksana dan bahkan tidak terlaksana dengan baik dalam pembelajaran daring, maka disinilah perlunya pembelajaran tatap muka untuk manumbuhkan sikap, perilaku dan karakter siswa.
"Untuk bisa belajar tatap muka, siswa harus tervaksin sebanyak 70 persen, dan guru 100 persen. Kecuali orang-orang yang komorbid dan ada isu kesehatan sehingga tidak diperbolehkan divaksin. Kita bersama-sama jajaran kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua sepakat ingin mengembalikan lagi mutu pendidikan kita," kata Dasril.
Kadis yang baru menjabat seminggu itu menegaskan Wali Kota Riza Falepi khawatir dengan anak-anak sekolah, hanya belajar secara daring saja tentu tak bisa mencerdaskan mereka. Bukannya tak ada kemajuan dalam pembelajaran, namun bisa diukur bagaimana progres pendidikan dibandingkan pembelajaran sekolah tatap muka.
"Bukan hanya orang tua saja yang khawatir, kita harus capai cepat herd immunity," ungkapnya.
Diterangkannya Dasril, dari data saat ini, sekitar 25 persen siswa sekolah usia di atas 12 tahun telah divaksin, dan 92 persen dari guru dan tenaga kependidikan. Vaksinasi sekarang tidak lagi menjadi paksaan, namun sudah menjadi kebutuhan terkhusus bagi siswa-siswi dan masyarakat kota Payakumbuh.
Salahsatu orang tua siswa, Riza, wali murid SDN 46 Payakumbuh menyebut sangat menyetujui vaksinasi massal ini. Apalagi anak-anak sangat bersemangat kalau vaksinasinya ramai-ramai.
"Dengan vaksinasi ini kita menambah good immunity, hingga mencapai herd immunity, nanti bisa sekolah tatap muka," ungkapnya.
Sementara itu, Rina, wali murid SDN 07 Payakumbuh mengatakan sudah jenuh setelah setahun lebih dilanda wabah Covid-19. Dia sangat mengapresiasi adanya kebijakan Pemko Payakumbuh atas vaksinansi ini. Karena sangat merasa kualahan untuk membagi waktu dalam mengajar anak-anak saat waktu daring. Dengan vaksin dapat melakukan sekolah tatap muka.
"Kalau sekolah daring saya tidak bisa fokus hanya untuk mengawasi anak untuk belajar karena saya juga memiliki pekerjaan yang lain, jadi kadang terbengkalai. Saya sangat berharap supaya bisa sekolah tatap muka seperti biasanya," ungkap Buk Rina.
Dari sisi Nabila dan Nurul, siswa SDN 07 Payakumbuh, mereka sangat antusias dengan adanya vaksinasi ini, mereka berharap jika sudah vaksin sekolah tatap muka cepat kembali terlaksana dan mereka bisa belajar, bergaul, dan bermain lagi bersama teman-teman mereka di sekolah.
"Tidak ada unsur paksaan, kami vaksin atas kemauan dan kesadaran diri dan orang tua mendukung dan memberi izin untuk ikut vaksin," kata Nabila.
Vaksinasi ini juga tampak dihadiri oleh Lurah Tigo Koto Diate Musleniyetti dan Bhabinkamtibmas Bripka Eko SP.
0 komentar:
Posting Komentar