Payakumbuh, SUMATRALINE --- Wali Kota Riza Falepi menyayangkan adanya arogansi yang dilakukan oleh oknum TNI yang membentak Sekretaris Satpol PP saat melakukan razia di beberapa kafe dan tempat hiburan pada Minggu (28/8) tengah malam hingga Senin (29/8) dini hari.
"Satpol PP itu hanya menjalankan perintah, jangan dimarahi, kalau mau marah sama Saya saja, karena saya yang dipilih rakyat kota ini. Razia yang kami lakukan karena adanya laporan masyarakat bahwa kafe tersebut terindikasi ada penyakit masyarakat, tentunya melanggar peraturan daerah," kata Riza kepada media saat dihubungi via seluler, Rabu (31/8).
Wali kota yang terkenal penyabar tapi tegas serta perhatian pada anak buahnya ini merasa perlu memberikan komentar terhadap insiden tersebut, ditambah ketertiban umum sudah terusik. Banyaknya laporan masyarakat terkait adanya kafe yang terindikasi melanggar pekat tentu membuat merah telinga politikus PKS itu.
Riza menambahkan, pihaknya berharap tidak ada gesekan antar abdi negara di Kota Payakumbuh, semuanya harus baik-baik saja.
"Saya sudah menyampaikan persoalan ini kepada Pak Dandim, dan menunggu respon," tandasnya. "Kita carilah titik temu", tukuk Riza.
Wali kota dua periode itu mengaku pernah saat Dia memimpin sidak di beberapa kafe, disaksikannya sendiri ada wanita penghibur yang sedang bermesraan dengan beberapa orang, Riza tahu siapa dan darimana asal mereka.
"Kita semua berjuang untuk membangun daerah ini, keluarga Saya juga pejuang dan jembatan ratapan ibu adalah saksi bisunya, mari sama-sama berjuang kita untuk kebaikan kota," ujar Riza.
"Saya berharap kepada pelaku usaha kafe hiburan jangan begini, karena akan membuat masyarakat Payakumbuh marah. Masyarakat belum bisa menerima tempat hiburan yang ada wanita penghibur, membuka kafe sampai pagi yang notabenenya secara Perda diijinkan sampai jam 12 malam, karena kota ini masyarakatnya religius, mohon pengertianlah," kata Riza.
Ditegaskannya, di luar Kota Payakumbuh, apalagi di pulau Jawa mungkin mudah menerima perubahan, tapi di Payakumbuh belum seperti itu. Untuk itu Riza memohon sekali lagi pengertian seluruh pihak.
Selain itu baru baru ini betapa tingginya diberitakan penyakin HIV/AIDS akibat kebebasan di Pulau Jawa tersebut, terutama Jakarta dan Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya dan kota kabupaten sekitar Jakarta. Ini salah satu konsekuensi yang akan ditanggung akibat penyakit masyarakat.
"Tidak bisa kita pungkiri, siapa saja tentu tidak ingin ada penyakit seperti HIV/AIDS. Tapi mau apa dikata, bahkan banyak mahasiswi di Bandung yang ikut terjun ke dalam dunia prostitusi terselubung, hingga terkena HIV/Aids, tentu ini perlu jadi perhatian kita bersama," tukuk Riza.
Terkait dengan adanya kafe hiburan yang masih bandel, Riza mengancam akan memberikan sanksi berjenjang mulai dari Surat Peringatan (SP) dan sampai sanksi lebih lanjut.
"Kami akan memperketat pengawasan, Saya juga dapat laporan ada kafe yang beroperasi di kawasan Batang Agam, sementara kawasan itu sedang dalam proses pembangunan, kita sangat hati-hati mengeluarkan izin terutama IMB/PBG di sana. Pemerintah sangat serius dan berhati-hati memberikan izin di sana agar tidak menjadi kawasan kumuh, dan peruntukan lahannya sesuai Perda RTRW. Apalagi yang tak punya izin tata ruang, bisa saya perintahkan anak buah saya untuk bongkar bangunannya," ancam Riza.
0 komentar:
Posting Komentar