Padang- UIN Imam Bonjol Padang kukuhkan Prof. Dra. Hetti Waluati Triana, M.Pd., Ph.D. sebagai Guru Besar bidang Linguistik (Rabu, 1/3). Pengukuhan yang digelar melalui Rapat Senat Terbuka tersebut diselenggarakan di ruang auditorium Kampus 3 Sungai Bangek.
Turut hadir dalam acara, Kasubdit Ketenagaan Dirdiktis Dirjen Pendis Kemenag RI, Ruchman Basori, M.Ag. dan Bupati Pasaman Barat, H. Samsuardi, S.Ag. Acara yang berlangsung dari pagi hingga menjelang siang tersebut berjalan dengan lancar dan khidmat.
Sebelumnya, Hetti Waluati Triana telah ditetapkan sebagai Guru Besar bidang Linguistik melalui Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 64544/MPK.A/KP.07.01/2022. Berdasarkan surat tersebut, perempuan kelahiran Purworejo, 31 Maret 1969 itu resmi menyandang gelar Profesor terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2022.
Hetti Waluati Triana menamatkan studi sarjana pada program studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Andalas tahun 1991. Sementara pendidikan magister yang ditempuh pada program studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang ia selesaikan pada tahun 2001.
Berbekal etos belajar yang tinggi, Hetti Waluati Triana menuntaskan studi doktoral pada program studi Linguistik, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 2010. Fokus pada bidang kajian Pragmatik dan Analisis Wacana, anak ketiga dari empat bersaudara tersebut intens mengkaji bahasa Minangkabau, Melayu, dan Indonesia.
Dalam sambutan yang ia berikan, Bupati Pasaman Barat, H. Samsuardi, S.Ag., menyampaikan rasa bangganya atas pengukuhan Hetti Waluati Triana. Sebagai perempuan asli Pasaman Barat, ia berharap Hetti Waluati Triana dapat berkontribusi lebih banyak dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten Pasaman Barat ke depan.
“Kita serius dalam melaksanakan program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Dengan hadirnya seorang profesor, kita berharap akan ada kemajuan signifikan bagi dunia pendidikan Pasaman Barat”, ungkapnya.
Rektor UIN Imam Bonjol, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas pencapaian Hetti Waluati Triana. Ia berharap capaian tersebut menjadi tonggak penting untuk memperluas jangkauan kajian keilmuan dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sesuai orasi ilmiah yang tadi disampaikan, Prof. Hetti menguraikan eksistensi bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan. Hal ini sangat menarik dan kita harapkan dapat memantik semangat dan kecintaan kita terhadap bahasa Minangkabau sebagai salah satu bahasa daerah”, tuturnya.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan keseriusan pelaksanaan program percepatan guru besar di UIN Imam Bonjol. Selain untuk peningkatan mutu dan performa lembaga, percepatan tersebut juga dilaksanakan guna mempermudah akselerasi pengembangan keilmuan di UIN Imam Bonjol ke depan.
“Dalam program yang kita canangkan, ditargetkan masing-masing program studi memiliki seorang guru besar. Guru besar itulah yang nanti kita harapkan menjadi leader dalam pengembangan berbagai dimensi keilmuan yang kita miliki”, tegasnya.
Kasubdit Ketenagaan Dirdiktis Dirjen Pendis Kemenag RI, Ruchman Basori, M.Ag. mengungkapkan bahwa Hetti Waluati Triana menggeluti bidang ilmu yang penting. Hal itu disebabkan banyaknya permasalahan yang berakar dari penggunaan bahasa, di mana hal tersebut merupakan objek kajian Linguistik.
“Keilmuan beliau ini penting. Beliau menjadi guru besar bidang Linguistik. Betapa banyak orang bertengkar karena bahasa. Orang salah paham karena bahasa”, jelasnya.
Lebih lanjut, Ruchman Bashori juga menekankan pentingnya pencapaian jabatan guru besar di lembaga pendidikan tinggi. “Menjadi guru besar bukan semata-mata kepentingan pribadi. Menjadi guru besar adalah kepentingan UIN Imam Bonjol Padang”, tegasnya ringkas.
Ditetapkan sebagai PNS pada 1 Maret 1993, Hetti Waluati Triana bertugas sebagai dosen program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora. Ibu dua anak tersebut pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (2015-2017) dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga (2017-2021).
Hetti Waluati Triana menjadi profesor kelima UIN Imam Bonjol jebolan Universiti Kebangsaan Malaysia yang dikukuhkan dalam 4 tahun terakhir. Ia menyusul Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. yang dikukuhkan pada tahun 2020 serta Prof. Dr. Salma, M.Ag., Prof. Dr. Taufiqurrahman, M.Hum., dan Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D. yang dikukuhkan pada pertengahan tahun 2022 lalu.
Hetti Waluati Triana menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Imperialisme Linguistik dan Identitas Minangkabau: Telaah Bahasa Adat Perpatih di Negeri Sembilan”. Dalam orasi tersebut, ia menegaskan eksistensi bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan, khususnya dalam sistem adat yang diadopsi dari Minangkabau.
0 komentar:
Posting Komentar