Limapuluh Kota, SUMATERALINE — Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Barat (Disperindag Sumbar) melatih petani gambir di Kabupaten Limapuluh Kota mengolah produk gambir menjadi tanin dan katekin.

“Selama ini petani kita hanya menjual ekstrak getah gambir. Harganya fluktuatif karena dikendalikan eksportir. Sekarang kita latih untuk mengolahnya menjadi produk turunan berupa tanin dan katekin yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” kata Kepala Disperindag Sumbar, Novrial di Padang, Jumat (7/7).

Ia mengatakan, harga gambir saat ini sebenarnya cukup bagus. Untuk gambir dengan kadar air 16 persen bisa mencapai Rp45 ribu per kilogram di tingkat petani. Harga bagus itu menurutnya sudah sejak enam bulan lalu.

“Kita bersyukur harga gambir tinggi karena sebagian besar petani gambir di Indonesia berasal dari Sumbar yaitu dari Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan. Namun untuk stabilisasi harga belum bisa dijamin,” katanya.

Ia menyebut persoalan harga yang tidak stabil itu masih menjadi kendala pengembangan gambir di Sumbar. Karena itu perlu ada solusi yang disiapkan, salah satunya dengan melatih petani agar bisa memproduksi produk turunannya.

Novrial mengatakan ekspor gambir yang utamanya ke India, biasanya diolah lagi menjadi tanin dan katekin untuk di ekspor ke pasar Eropa, USA dan Jepang.
Harga produk turunan itu lebih tinggi, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Untuk produk Katechin saat ini dihargai Rp800 ribu per kilogram.

“Pelatihan yang diberikan ini diharapkan mampu menjadi solusi kemelut masalah produksi dan pemasaran gambir selama ini, yang terjadi karena kekurangan pemahaman pasar, kandungan atau turunan, manfaat dan cara pengolahan yang baik untuk menjaga standar kualitas,” katanya.

Ia berharap dengan pelatihan yang diberikan, petani gambir di Sumbar memiliki alternatif. Tidak hanya menjual ekstrak gambir mentah tetapi juga produk turunannya.

Pelatihan tersebut dilaksanakan pada 5 – 7 Juli 2023 di Aie Putiah Lubuk Bangku Kabupaten Limapuluh Kota yang diikuti oleh petani pengolah gambir di daerah itu.

Novrial menyebut pelatihan akan dilanjutkan di sentra gambir berikutnya di Pesisir Selatan pada akhir Juli 2023.

Selanjutnya, Pemprov Sumbar akan mencoba melakukan observasi pasar untuk mengetahui pembeli di dalam negeri dan importir di luar negeri dan informasi harga secara berkala untuk diinformasikan kepada petani pengolah/pelaku perdagangan gambir untuk mewujudkan tata niaga yang sehat bagi semua pihak.

Langkah yang diambil Disperindag tersebut sejalan dengan harapan Gubernur Sumbar, Mahyeldi untuk menyiapkan hilirisasi produk gambir di daerah itu sehingga harga tidak sepenuhnya tergantung kepada eksportir. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top