Medan - Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono melepas secara resmi tim pembawa pesan "The Rising Tide A Resonance 2023" dari Lapangan Benteng, Jln Pengadilan Medan, Sumatera Utara menuju Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (9/9/2023).
Turut mendampingi Panglima TNI, antara lain Pj Gubsu, Hassanudin, Pangdam I/BB, Mayjen TNI Mochammad Hasan, Kapoldasu, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Kabindasu, Brigjen TNI Asep Jauhari, Danlantamal I Belawan, Laksma TNI Johanes Djarnako Wibowo, Dankosek I Medan, Marsma TNI Reka Budiarsa, Kasdam I/BB, Brigjen TNI Refrizal, Wali Kota Medan, M Bobby Afif Nasution, pejabat TNI-Polri dan sipil pemerintahan lainnya.
Untuk diketahui, Tim Pembawa Pesan yang dipimpin oleh Muryansyah dari Parahita Mulung dengan didampingi enam Prajurit TNI dari AD, AL, dan AU, sebelumnya telah melalui etape satu dari Sabang menuju Medan.
Tim ini akan mengakhiri perjalanan Quadrathlon (sky diving, bersepeda, berenang dan marathon) Sabang-Jakarta sejauh 3.141 Km dengan waktu tempuh 35 hari mulai 2 September-5 Oktober 2023 yang bertepatan HUT ke-78 TNI.
Yansyah --begitu sapaan akrabnya-- menjelaskan, dari Medan menuju Padang, mereka lebih dulu singgah ke Taman Alam Lumbini, Kabupaten Karo, kemudian ke Bukit Indah Simarjarunjung dan Wisma Bahari di Kabupaten Simalungun dengan bersepeda.
Kemudian menuju Pelabuhan Ajibata di Kabupaten Samosir yang ditempuh dengan berenang melintasi perairan Danau Toba sejauh 8.751 meter.
Dari Pelabuhan Ajibata, tim kembali bersepeda menuju Menara Pandang Tele di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kemudian ke Tarutung General Hospital di Kabupaten Tapanuli Utara hingga ke Pangkalan TNI AL di Sibolga.
Dari Sibolga, perjalanan menuju Makorem 032/Wirabraja di Kota Padang, Sumatera Barat juga ditempuh dengan bersepeda, setelah melintasi beberapa pit stop.
"Sepanjang perjalanan, termasuk dari Sabang menuju Kota Medan sebagai etape satu, kami juga terus mengkampanyekan 'Stop Wariskan Sampah' kepada setiap masyarakat. Dengan cara ini, kami berharap terjadi perubahan mindset di masyarakat untuk terbiasa melakukan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dengan upaya cermat memilih kemasan, memilah sampah dari rumah, dan mulai mengelola sampah guna menjaga kelestarian lingkungan," urai Yansyah.
Kampanye 'Stop Wariskan Sampah' yang dibawa Yansyah ini juga mendorong komitmen bersama berbagai pihak dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan.
"Semoga kampanye ini menginspirasi masyarakat Indonesia dalam menggerakkan ekonomi sirkular di tanah air. Selain itu juga membangun semangat untuk menjaga lingkungan dengan semangat mengurangi sampah dengan melalui kegiatan pilah sampah dan daur ulang," ungkapnya.
Harapan senada juga disampaikan Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, di mana kegiatan ini juga dirangkai dengan harmoni untuk bumi di Kota Medan, Sumatera Utara.
Dalam acara ini juga digelar dialog kebangsaan bersama 5.000 mahasiswa, pelajar dan pramuka dengan tajuk "Generasi Muda Berwawasan Lingkungan untuk Indonesia Emas". Dalam dialog ini, Panglima TNI tampil sebagai narasumber dengan moderator Risky Mahendra.
"Kegiatan pelepasan tim The Rising Tide A Resonance 2023 dan dialog kebangsaan ini bertujuan untuk kampanye 'Stop Warisankan Sampah. Di mana tahun pertama telah dilakukan dari Bali menuju Jakarta, dan tahun kedua ini dari Sabang menuju Jakarta dengan singgah di Medan, Padang, Pelembang dan Lampung," urai Laksamana Yudo Margono.
Gerakan ini diakui Yudo Margono sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah yang tidak saja dialami Indonesia dan kota-kota besar lain di Tanah Air, tetapi juga dunia.
"Masalah sampah tidak bisa dikerjakan satu atau dua pihak, tetapi harus bersama-sama oleh semua pihak. TNI-Polri, pemerintah, dan elemen masyarakat harus bergerak bersama untuk mengatasi masalah sampah," jelas Yudo Margono.
Sesuai laporan Bank Dunia yang bertajuk Atlas of Sustainable Development Government 2023, Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar kelima. Di mana pada 2020 menurut laporan tersebut, Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah.
Seperti Kota Medan yang berpenduduk lebih dari tiga juta jiwa, contohnya. Per harinya memproduksi sampah lebih kurang 1.500 ton.
Kondisi seperti di Kota Medan, dan kota-kota besar lainnya di Tanah Air, diakui Yudo Margono harus diatasi dengan gerakan bersama untuk melakukan perubahan mindset. "Dan The Rising Tide A Resonance 2023 ini adalah salah satu upaya untuk mewujudkan harapan tersebut," ungkap Yudo Margono.
Diutarakan Yudi Margono, saat menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), dirinya telah memulai gerakan bersih-bersih lautan dari sampah.
"Sepanjang tahun 2021 kala itu, kita berhasil mengumpulkan 490 ribu ton sampah. Dan kini setelah menjadi Panglima TNI, saya akan teruskan gerakan itu di tiga matra, sehingga hasilnya bisa diharapkan tiga kali lipat," ujarnya.
Yudo Margono juga menguraikan, di lingkungan TNI khususnya TNI AL, sudah ada baju untuk keperluan dinas yang berbahan sampah plastik daur ulang.
"Kita kerja sama dengan perusahaan di Bandung, dan diharapkan ini bisa berlanjut ke berbagai instansi lainnya dan produknya bisa berkembang tidak hanya tekstil," harapnya.
Dalam kegiatan yang sama, Yudo Margono juga melakukan tanya jawab dengan para mahasiswa dan pelajar terkait langkah-langkah apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah sampah, khususnya pengolahan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) agar tidak mencemari lingkungan dan polusi udara.
Tak hanya itu, Jenderal bintang empat lulusan AAL tahun 1988 itu juga melakukan penyerahan bantuan secara simbolis kepada petugas kebersihan dari Pemko Medan, termasuk melakukan swafoto dengan para mahasiswa, pelajar dan tamu undangan lainnya yang hadir di acara.
Sumber: Pendam I/BB
0 komentar:
Posting Komentar