Padang- Guna menjaga keamanan pelayaran  di Wilayah  Samudera Indonesia khusus di pantai Barat Sumatera, Satuan Patroli Angkatan Laut (Satrol)  terus meningkatkan pengamanan di seluruh wilayah kerjanya meliputi Sumatera Barat, Sibolga dan Bengkulu. 

"Pengawasan pantai barat tetap dimaksimalkan untuk mengantisipasi pelanggaran kedaulatan serta pelanggaran hukum," kata Komandan Pangkalan Utama TNI AL II/Padang, Laksamana Pertama TNI Benny Febri, melalui  Komandan Satrol (Dansatrol), Lantamal II Kolonel  Laut (P)  Afif Yuhardi Putera, SE, MM, MA kepada wartawan di Mako Satrol, Rabu (16/11).

Menurut Dansatrol, patroli terus digalakkan dengan mengerahkan empat kapal perang yang ada, masing masing  KRI Kelabang, KRI Kala Hitam, KRI Kurau, KRI Cakalang dan tiga kapal patroli.

"Mereka melalukan patroli, mulai Bengkulu, pulau paling luar Mentawai, Sibolga dan Sumatera Barat.  Selain itu patroli kawasan pesisir juga terus berjalan melalui kapal patroli keamanan laut," ujarnya.

Ia menyatakan, ancaman di pantai Barat Pulau Sumatera tergolong kecil karena berhadapan langsung dengan laut lepas. Selain itu kedalaman laut di kawasan Pantai Barat Pulau Sumatera juga membuat kerawanan tergolong minim jika dibandingkan dengan Laut Natuna Utara. Para pencolong akan keder jika melewati lokasi kita. Namun kitab tetap waspada. Pengawasan tetap dimaksimalkan untuk mengantisipasi berbagai bentuk pelanggaran seperti penyelundupan narkoba, penyelundupan orang, pencurian ikan, pembalakan liar, dan lainnya.

Selain pengawasan pelanggaran, Pangkalan Utama TNI AL II/Padang juga memiliki fokus untuk mengantisipasi Bencana di laut. "Saat ada kejadian bencana di laut maka kami kerahkan personel serta alat untuk melakukan pertolongan dan penanganan. Satrol juga ada tim SAR yang selalu siap menjalankan perintah demi masyarakat," papar Dansatrol.

Dirinya menegaskan pihak Lantamal II akan terus melaksanakan pengawasan di wilayah hukumnya demi menjaga kemanan dan kedaulatan negara.
Ilegal Fishing sebut Afif Yuhardi Putera,  sudah  sering  dilakukan pemeriksaan  dan penangkapan  oleh Lantamal  II  Padang. Meski sudah  sering  dilakukan  pemeriksaan  dan penangkapan, namun masih relatif aman.

“Meski di suatu sisi menimalisir  Ilegal Fishing   di Samudera Indonesia diakui kita masih keterbatasan  sarana prasarana. Namun demikian  Lantamal II  tetap  kembangkan strategi mengatasi Ilegal Fishing dari kapal asing,” pungkasnya.

Untuk kasus penangkapan ikan yang dilakukan, dengan cara membom atau menggunakan bahan peledak pihaknya selalu melakukan pengawasan, khusus di daerah Mentawai. Pelaku pelaku justru dari nelayan luar Sumbar.
“Yang jelas, Satrol tak patah arang. Pada prinsipnya selalu siap turun sebagai Pandeka Lauik Sati,” tutupnya. (Ped/SRP)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top