Payakumbuh, SUMATERALINE --- Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, berencana menjalin kembali kerjasama sister city atau kota kembar dengan Pemerintah Kota Nantong, Provinsi Jiansu, Republik Rakyat China.  Kerja sama Payakumbuh dan Nantong yang tidak lepas dari sejarah meninggalnya Yu Dafu, sastrawan sekaligus pahlawan nasional Tiongkok pada masa kependudukan Jepang di Payakumbuh, pernah dirintis pada tahun 2009  silam.

"Kerja sama sister city antara Payakumbuh dan Nantong, pernah dijalin secara resmi pada Juni 2009 silam. Tapi karena berbagai dinamika dan perkembangan, kerja sama itu sempat terputus. Kini, rencananya akan disambung kembali. Karena itu, kami minta masukan dari seluruh stakholders dan tokoh-tokoh Payakumbuh," kata Pj Wali Kota Payakumbuh Suprayitno, didampingi Asisten I Dafrul Pasi dan Kepala Disparpora Novriwandi, dalam Focus Group Discussion (FGD) di pendopo rumah jabatan wali kota, Kamis (8/8).

FGD itu semula digelar untuk membahas rencana Pemko Payakumbuh mendirikan museum dan rencana penelusuran sejarah tokoh nasional asal Payakumbuh. Namun dalam perkembangannya, FGD itu lebih difokuskan untuk membahas sosok Yu Dafu, sastrawan sekaligus pahlawan nasional Tiongkok yang dibunuh kempetai (polisi militer) Jepang di Payakumbuh. Sekaligus membahas kerjasama yang pernah dijalin antara Pemko Payakumbuh dengan Pemerintah Kota Nantong yang merupakan tanah kelahiran Yu Dafu.

Dalam diskusi, hadir mantan Wali Kota Payakumbuh  Josrizal Zain Dt Kakondo, mantan Wakil Wali Kota Syamsul Bahri Dt Bandaro Putiah, mantan Sekko Payakumbuh sekaligus mantan Wawako Bukittinggi Irwandi Dt Batujuah. Kemudian, juga hadir M. Fajar Rillah Vesky,  anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota yang pernah menulis buku "40 Tahun Payakumbuh: Dari Soetan Oesman Hingga Josrizal Zain" dan buku "45 Tahun Payakumbuh: Tumbuh Kembang Sebuah Kota". Dimana dalam kedua buku ini juga tertuang  sejarah Yu Dafu di Payakumbuh, serta kerja sama Payakumbuh dengan Nantong. 

Selain mereka, diskusi ini juga dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan mantan pejabat yang ikut bertolak ke China pada tahun 2009 silam atau sewaktu dijalin kerja sama Payakumbuh-Nantong. Diantara mereka adalah mantan Kadisdik Edvianus,  Elfi Joni, Drs Armi MM, serta pengurus Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dan Himpunan Tjinta Teman (HTT) Payakumbuh. Mereka, hadir bersama sejumlah budayawan,  sastrawan,  sejarawan, dan wartawan. Seperti Iyut Fitra, Yulfian Azrial (Yum AZ), Yudilfan Habib Dt Monti, Asnam Rasyid, Yusfa Henda Bahar,  Ade Hendra, dan Jeffry Ricardo Magno (Bule).

Disamping itu, diskusi yang dipandu Asisten I Setdako Payakumbuh Dafrul Pasi ini, juga dihadiri pengurus LKAAM dan Bundo Kanduang se-Payakumbuh, serta pengurus KAN dan Bundo Kanduang dari 10 nagari di Payakumbuh. Para pemangku adat itu hadir bersama Tim Ahli Cagar Budaya Payakumbuh yang terdiri dari Yonni Saputra, Hadiati, Rella Elci Mardiah, dan Muhamad Irsyad Ash-Shidiqie. Serta perwakilan Disparpora, Disdik, Bappeda, Dinas PU, Dinas Arsip dan Pustaka, Diskominfo, Bagian Pemerintahan Setdako, dan Cabdin Wilayah IV.

Dalam diskusi, mantan Wali Kota Josrizal Zain bersama mantan Sekko Irwandi Dt Batujuah, bercerita tentang kerja sama yang pernah dirintis Payakumbuh dengan Nantong. Terutama, pada bidang pendidikan, ekonomi atau industri, dan pariwisata. Josrizal bersama Irwandi, dan juga Syamsul Bahri Dt Bandaro Putiah, mendukung renca a Pj Wako Payakumbuh Suprayitno dan  pemerintah daerah yang ingin menjalin kembali kerjasama dengan Kota Nantong ini.

Josrizal Zain yang dua periode menjadi wali kota juga menyebutkan, bahwa kerjasama sister city antara Payakumbuh dengan Nantong, pernah diapresiasi mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu. "Kerja sama Payakumbuh dengan Nantong, tak lepas dari keberadaan Yu Dafu, sastrawan dan pahlawan nasional China yang dibunuh Jepang di Payakumbuh. Dimana, putri Yu Dafu  bernama Yu Meilan, adalah  tokoh penting di Kota Nantong, Provinsi Jiansu," kata Josrizal.

Ahli Sanitasi Indonesia ini menyebutkan, sejarah dan jejak Yu Dafu di Payakumbuh, banyak ditulis oleh M. Fajar Rillah Vesky, wartawan dan penulis yang baru saja dilantik sebagai anggota DPRD Limapuluh Kota. "Kalau soal sejarah Yu Dafu ini, banyak ditulis oleh adinda Fajar Vesky. Beliau banyak menyimpan arsip tulisan dan foto-foto tentang Yu Dafu," kata Josrizal Zain.

Sedangkan M. Fajar Rillah Vesky, mengapresiasi Pj Wali Kota Payakumbuh Suprayitno yang punya perhatian serius terhadap isu-isu sejarah dan kebudayaan, serta serius menyambung kembali kerja sama kota kembar Payakumbuh dengan Nantong. Dimana, kerjasama itu tak lepas dari sejarah pahlawan nasional China Yu Dafu yang diculik dan dibunuh kempetai Jepang setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia, kemudian mayatnya diduga dibuang di sekitaran Batang Agam dan tak ditemukan hingga sekarang.

Fajar menyebut, keberadaan Yu Dafu di Payakumbuh, menandakan proses asimilasi antara penduduk lokal dengan masyarakat pendatang, sudah berlangsung secara terus menerus dan paripurna di Payakumbuh. "Payakumbuh adalah kota yang heterogen. Proses asimilasi di Payakumbuh, sudah berlangsung secara paripurna. Semangat ini, tentu perlu kita rawat dan jaga bersama," kata Fajar Rillah Vesky yang sempat memaparkan sejarah hidup Yu Dafu di Payakumbuh. (***)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top