Payakumbuh, SUMATERALINE — Dalam upaya mendukung dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat primer, Pemerintah Kota (Pemko) Payakumbuh melalui Dinas Kesehatan luncurkan Integrasi Pelayanan Primer (ILP) di UPT Puskesmas se-Kota Payakumbuh.
Diketahui, Integrasi Layanan Primer (ILP) merupakan bagian dari Transformasi Layanan Primer yang merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan di Indonesia. Dan jika dilihat dari maknanya, ILP ialah upaya untuk mengoordinasikan dan menata berbagai layanan kesehatan primer di puskesmas.
Dibuka Pj. Wali Kota Payakumbuh, peluncuran ILP dihadiri Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Then Suyanti, MM dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Dr.Lila Yanwar.MARS secara virtual, dan seluruh kepala OPD, kepala BPJS Kesehatan, Direktur RSUD Adnaan WD, ketua PJ. PKK Kota Payakumbuh, ketua DPD LPM Kota Payakumbuh, kepala Puskesmas, Camat serta Lurah se-kota Payakumbuh yang berlangsung di Ballroom hotel Mangkuto.
Dalam sambutannya, Pj. Wali Kota Payakumbuh menjelaskan bahwa peluncuran ILP ini merupakan langkah konkret Pemerintah Kota Payakumbuh dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Program ILP ini ditujukan untuk delapan wilayah Puskesmas, yakni Puskesmas Air Tabit,, Ibuh, Tarok, Payolansek, Tiakar, Parit Rantang, Padang Karambia, dan Latina.
“Tujuan utama ILP adalah untuk mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan primer yang tersedia, sehingga masyarakat dapat memperoleh layanan yang lebih mudah diakses, terkoordinasi dengan baik, dan berkualitas tinggi. Dengan diluncurkannya ILP ini, kami berharap akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah dan berkualitas. ILP bukan hanya sekedar program, melainkan sebuah komitmen bersama untuk memberikan pelayanan kesehatan prima kepada seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Suprayitno, Rabu (18/12/2024).
Suprayitno katakan jika dalam penerapan ILP salah satunya dapat dilihat dari tidak adanya indikator SPM di bidang kesehatan yang telah mencapai 100 persen. Dimana target SPM akan tercapai jika pelayanan kesehatan primer kuat dengan kemudahan akses kesehatan bagi masyarakat.
Adapun tujuan dari Transformasi Sistem Pelayanan Kesehatan Primer ini untuk agar dapat terwujudnya kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas. Dan juga untuk merubah paradigma dalam Puskesmas, bahwa pelayanan di Puskesmas tidak lagi berbasis hanya berdasarkan penyakit atau program saja.
"Tetapi akan dibuat suatu kluster yang diintervensi oleh semua program, sehingga pelayanan di Puskesmas akan lebih terintegrasi dan komprehensif. Dan dengan pendekatan baru dalam pemberian pelayanan berorientasi pada pelayanan terintegrasi berorientasi,” ujar Suprayitno.
Suprayitno berharap kedepannya siklus hidup tidak lagi berbasis pada penyakit atau program. Akan tetapi, pendekatan baru ini akan diimplementasikan dengan cara kerja yang baru di Puskesmas dan jaringannya serta Posyandu sebagai bagian dari jejaring Puskesmas untuk dapat mengimplementasikan cara kerja yang baru, tenaga kesehatan Puskesmas sudah diberikan orientasi sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai siklus hidup secara terintegrasi dan melaksanakan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) secara optimal,” ungkap Suprayitno.
Tidak lupa, Suprayitno menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir agar dapat mengikuti kegiatan secara serius sampai akhir, karena banyak ilmu yang akan Bapak/Ibu dapatkan dari narasumber dan simulasi miniatur Pelayanan terintegrasi nantinya, Sehingga dengan mudah pula kita dapat mengimplementasikan dalam penerapan ILP di puskesmas,” pintanya.
Dalam mendukung pelayanan primer ini, terdapat empat kluster di Puskesmas yang meliputi kluster manajemen Puskesmas, Ibu dan Anak, usia dewasa dan lanjut usia, serta penanggulangan penyakit menular dan pelayanan lintas klaster.
"Kegiatan Puskesmas akan didukung dengan adanya Pustu dan Posyandu di setiap kelurahan untuk memantau kesehatan masyarakat melalui kunjungan rumah. Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekaligus jejaring Puskesmas,” sampainya.
Dengan telah diluncurkan ILP di setiap Puskesmas di Kota Payakumbuh, Suprayitno berharap Masyarakat Kota Payakumbuh dapat merasakan manfaat dari program ILP dalam waktu dekat, dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Wawan Sofianto sampaikan jika Integrasi layanan primer berfokus pada tiga hal, yakni Pertama, penerapan pendekatan siklus hidup dalam integrasi pelayanan kesehatan. Kedua, memperluas jangkauan layanan hingga ke kelurahan melalui jejaring, termasuk memperkuat upaya promosi kesehatan dan pencegahan dengan deteksi serta screening penyakit. Ketiga, memperkuat pemantauan wilayah dengan digitalisasi melalui dashboard situasi kesehatan kelurahan.
“Kami berharap program ini mampu mempercepat peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya di Kota Banda Aceh, dengan menciptakan sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif bagi semua kalangan,” ungkap Wawan.
Setelah di buka Pj. Wali Kota Payakumbuh, peluncuran ILP ditandai dengan pemukulan gong oleh Pj. Wali Kota Payakumbuh yang dilanjutkan dengan penandatanganan Komitmen Bersama Penyelenggaraan Integrasi Layanan Primer (ILP) serta foto bersama. (Humas)
0 komentar:
Posting Komentar